
Ciptaland – Tahun 2024 Kereta Api Layang Medan – Binjai akan rampung hal ini disampaikan oleh Mentri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Sabtu lalu yang meninjau lokasi pembangunan di Medan
Sebelumnya sudah terbangun kereta api layang menuju Kualanamu – Medan, tetapi mempertimbangkan dengan angka kemacetan di kota Medan dan jalan lintas antara Medan – Binjai yang semakin bertambah gagasan pembangunan kereta api layang Medan – Binjai pun muncul.
Adanya akses Kereta Api Layang Medan – Binjai ini diharapkan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk fasilitas transportasi dan mendorong penggunaan transportasi umum secara masal . Sebelumnya, transportasi Kereta Api Medan – Binjai sudah ada tetapi dikarenakan hanya 1 maka selalu padat dan tak jarang menyebabkan kecelakaan lalu lintas di kota Medan.
Pembangunan Kereta Api Layang ini berjarak sepanjang 21,7 km. 2 stasiun akan dibangun menyusul pembangunan Kereta Api Layang ini, stasiun tersebut berada di Helvetia dan Sunggal. Sejak terbangun pada bulan Mei lalu hingga saat ini per September 2022 tingkat pembangunan sudah mencapai 19,74 persen.
Selain untuk perkembangan fasilitas transportasi, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas perjalanan kereta api jika semula hanya 24 perjalanan menjadi 56 perjalanan perhari, dan lagi – lagi mengurangi kemacetan di jalan lintas Medan – Binjai
Pengoptimalan akses transportasi kereta api ini menurut Menhub terdapat dua hal yang menjadi focus utama, pertama waktu tunggu kedatangan antar kereta harus sesingkat mungkin, sekitar 15 – 30 Menit, kedua harus tersedia titik stasiun yang menjadi lintasan kereta api tersebut.
Pembangunan transportasi ini akan berpengaruh secara langsung terhadap nilai investasi dan perkembangaan daerah lintas Medan – Binjai, jika sebelumnya sudah ada sekitar 3 gerbang Tol yang beroperasi maka ditambah dengan adanya akses kereta api layang akan menunjang produktivitas pergerakan kendaraan di daerah ini.
Hal tersebut diatas senada dengan pendapat ahli transportasi, Menurut Morlok (1988) “dengan adanya perbedaan tingkat pemilikan sumberdaya serta keterbatasan suatu wilayah dalam berperan memenuhi kebutuhan penduduk suatu wilayah mengakibatkan harus terjadinya barter barang, orang dan jasa. Pertukaran berawal dari proses penawaran juga permintaan. Sebagai pendukung proses penawaran dan permintaan yang dibutuhkan sebagai pengantar menuju wilayah lain sarana transportasi sangat penting adanya. Sarana transportasi yang mendukung mobilitas adalah berupa transportasi umum”
Jika diperhitungkan dan ditelaah lebih dalam maka tinggal di daerah lintas Medan -Binjai akan sangat memberikan keuntungan yang besar dari segi ekonomi, investasi, keuangan dan waktu.